Tips Wisata Pulau Tidung

Tips Wisata Pulau Tidung
Sebetulnya aku tidak begitu tertarik dengan lokasi kepulauan seribu. Agak risau kecewa termasuk karena standar aku terhadap ‘bawah laut’ sudah terpatri sementara pertama kali menyelam di tidak benar satu pulau di Flores.
Banyak cerita yang beredar berkenaan lokasi kepulauan seribu yang sudah tidak seindah dulu, layaknya pulau Tidung. Sampah dimana-dimana, air keruh, dan banyak bulu babi. Walaupun aku tahu, kepulauan di utara Jakarta ini ada sekitar 200 lebih. Tidak bisa saja kan semuanya jelek? Daya Tarik Obyek Wisata Pulau Tidung
Singkat cerita,  aku terima ajakan berasal dari klub fotografi kampus aku yang akan berlibur kesana. Walaupun tak terlalu minat, tapi perjalanan bukan melulu cuma berkenaan destinasi yang indah.
Becek dan agak pesing menyambut kita sementara sampai di muara angke, pelabuhan yang menjadi basis para kapal yang akan menarik jangkar  di kepulauan seribu.
Rata-rata mereka cuma bertujuan ke pulau-pulau besar layaknya pulau pramuka, pulau harapan, dan pulau pari. Untuk menuju pulau lainnya, bisa naik kapal kecil berasal dari pulau-pulau besar tersebut. Atau bisa saja bisa charter speedboat kecuali punyai dana lebih.
Langit kelabu  menemani perjalanan pertama aku di laut jakarta. Kapal kayu besar ini mengangkut sekitar 100 orang lebih, yang kebanyakan adalah turis akhir pekan layaknya saya. Laut tenang, kapal melaju lambat. Mesin kapal yang berisik mengakibatkan aku memilih berdiri di anjungan.
Oh iya, tujuan aku adalah pulau pari. Salah satu destinasi tenar di kepulauan seribu. Saya turut tidak benar satu agen tour yang entah siapa karena temen-temen aku yang urus aku terima menjadi paket tour pulau seribu murah .
Kesan pertama saya. Ini adalah Jakarta tanpa macet dan polusi. Karena pulaunya termasuk tidak terlalu besar, biasanya orang manfaatkan sepeda. Bahkan, tiap-tiap homestay sudah disediakan sepeda untuk orang-orang berkeliling pulau. Sesekali motor sesungguhnya lewat, tapi masih bisa dihitung dengan jari. Tak heran kepulauan seribu menjadi primadona para weekend warrior.
pari-345
Disini akan suka bersepeda
Di pulau ini aku suka bersepeda. Tak perlu sementara lama untuk menjelajahi seisi pulau ini. Hampir sama layaknya Gili Trawangan, minus keributan para turis asing.
Sepengelihatan saya, warga disini sudah mengorganisir pariwisata dengan cukup baik. Sepeda-sepeda yang berada di homestay ternyata berasal dari satu area yang dikelola warga secara swadaya.
Hanya ada satu pantai di pulau pari ini. Pantai perawan. Pantai ini tipikal pantai pasir putih yang banyak ditumbuhi bakau di sekelilingnya. Kami mengelilingi hutan bakau ini dengan meyewa perahu.
Saat tiba sementara snorkeling, tiba-tiba cuaca berubah layaknya akan terjadi badai. Kapal kecil yang kita tumpangi berjibaku untuk menembus ombak. Beruntung sementara sampai di sebuah lokasi snorkeling cuaca sudah membaik walaupun agak gelap.
Spot pertama dekat pulau pari ini cukup bagus, justru yang tidak bagus adalah backgroundnya. Latar belakang sementara kita snorkeling adalah sebuah traktor besar yang tengah membangun sebuah rumah besar, yang katanya itu punya seorang ‘saudagar’ di pualu seribu ini. Mungkin termasuk itu pulau buatan.
Saat snorkeling, banyak nampak bulu babi. Yang mana itu adalah sinyal sebuah ekosistem terumbu karang sudah terganggu. Tidak nampak soft coral satupun disini.
Spot snorkeling ke-2 yang mengakibatkan aku cukup kapok. Saya lupa lokasinya. Dekat sebuah pulau kecil yang tak berpenghuni. Sampah plastik mengalir entah berasal dari mana. Sepertinya terbawa arus berasal dari pulau-pulau besar yang warganya menyingkirkan sampah sembarangan. Saya mencoba turun, tapi bukan cuma sampah yang terlihat, tubuh aku tiba-tiba layaknya tersengat. Ternyata banyak sekali ubur-ubur! Saya bergegas naik ke kapal sebelum akan badan menjadi bentol-bentol.
Well, sesungguhnya tak banyak yang bisa diceritakan berasal dari pulau pari. Tapi yang jelas, area ini terlalu cocok melepaskan capek dengan santai di pantai sementara akhir pekan, tanpa harus jauh-jauh ke pulau yang katanya eksotis di timur sana.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *